Starlink
Starlink merupakan system konstelasi satelit yang bertujuan untuk memberikan jangkauan internet global.Sistem internet ini, digadang-gadang sangat cocok untuk daerah yang terisolasi secara geografis. Sebuah inisiatif SpaceX milik Elon Musk untuk menciptakan jaringan broadband global. Dalam pengoprasiannya, Starlink menggunakan konstelasi satelit orbit rendah Bumi (LEO) untuk menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi.
Starlink beroperasi dengan teknologi layanan internet berbasis satelit. Dalam mengirimkan data internet, sistem satelit menggunakan sinyal radio melalui ruang hampa udara. Stasiun bumi memancarkan sinyal ke satelit di orbit. Kemudian, sinyal itu menyampaikan data kembali ke pengguna Starlink di Bumi. Setiap satelit dalam konstelasi Starlink memiliki berat 573 pon dan memiliki tubuh yang datar. Satu roket SpaceX Falcon 9 dapat memuat hingga 60 satelit.
Tujuan dari Starlink, yakni menciptakan jaringan latensi rendah di luar angkasa yang memfasilitasi komputasi edge di Bumi. SpaceX pun mengusulkan, 42.000 satelit seukuran tablet mengitari dunia di orbit rendah untuk memenuhi permintaan ini. Starlink menggunakan satelit LEO yang mengitari planet ini hanya pada ketinggian 300 mil di atas permukaan. Orbit geostasioner yang lebih pendek ini meningkatkan kecepatan internet dan mengurangi tingkat latensi.
1. Waktu Perpindahan Data Lebih Cepat
Menggunakan satelit LEO yang berada di orbit lebih rendah dibandingkan satelit GEO, Starlink mampu mengurangi latensi secara signifikan. Latensi satelit GEO sekitar 477 milidetik, sedangkan satelit LEO Starlink hanya 27 milidetik. Hal ini memungkinkan perpindahan data yang lebih cepat, memberikan pengalaman internet yang lebih responsif.
2. Transmisi Data Cepat
Starlink menawarkan kecepatan transmisi data yang mengesankan. Pada tahap awal, kecepatan hilirnya mencapai 100 Mbps dan kecepatan hulu 20 Mbps. Uji coba menunjukkan bahwa kecepatan sebenarnya bisa mencapai 222 Mbps untuk hilir dan 24 Mbps untuk hulu, bahkan ada rencana untuk meningkatkan hingga 1 Gbps.
3. Pemasangan Terminal yang Mudah
Terminal Starlink terdiri dari antena dan router WiFi yang mudah dipasang. Dengan panduan pemasangan yang jelas dan aplikasi pendukung, proses instalasi dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit. Terminal ini dapat ditempatkan di permukaan datar, seperti tanah atau atap rumah.
4. Cocok untuk Daerah Terpencil
Salah satu keunggulan utama Starlink adalah kemampuannya untuk menyediakan internet di daerah terpencil tanpa bergantung pada infrastruktur kabel. Layanan ini tetap dapat berfungsi meskipun terjadi gangguan pada infrastruktur telekomunikasi fisik atau pemadaman listrik, menjadikannya solusi ideal untuk wilayah yang sulit dijangkau.
1. Letak Terminal Internet Wajib Minim Halangan
Untuk berfungsi optimal, terminal Starlink harus dipasang di area terbuka tanpa halangan seperti pohon atau bangunan tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat jaringan yang frekuensinya mudah terganggu oleh penghalang fisik atau cuaca buruk.
2. Harga Berlangganan Lebih Mahal
Biaya langganan Starlink relatif tinggi dibandingkan dengan penyedia layanan internet lokal di Indonesia. Dengan biaya sekitar Rp750.000 per bulan, Starlink lebih mahal daripada layanan lokal yang menawarkan kecepatan hingga 250 Mbps dengan harga Rp400.000 – Rp500.000 per bulan.
3. Lebih Cocok untuk Wilayah Terpencil
Meskipun ideal untuk daerah terpencil, layanan Starlink kurang sesuai untuk daerah perkotaan yang padat. Interferensi sinyal di wilayah dengan banyak bangunan tinggi dapat mengurangi efektivitas layanan ini.
4. Performa Bisa Menurun
Penggunaan frekuensi tinggi oleh Starlink dapat menyebabkan penurunan performa jika semakin banyak layanan lain yang menggunakan frekuensi yang sama. Ini bisa menjadi masalah seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi serupa di masa depan.