Haptics Technology
Salah satu tujuan teknologi haptic adalah memungkinkan sistem virtual reality membuat manusia merasa seolah-olah pengalaman yang digambarkannya ‘nyata’. Teknologi haptic yang sudah umum adalah getaran ponsel selama bermain game untuk meningkatkan sensasi bermain. Teknologi ini memanfaatkan umpan balik haptic untuk memungkinkan pengguna dan komputer berinteraksi satu sama lain. Pertama, memungkinkan simulasi fitur fisik tertentu dari objek yang divirtualisasi, seperti sensasi tekanan dan berat. Kemudian, menggambarkan tekstur objek dengan sensasi indra peraba, misalnya kehalusan atau kekasaran.
Sebelum kita menyelami cara kerja teknologi ini, mari kita pahami dulu peran kulit manusia. Organ yang kompleks ini penuh dengan reseptor sentuhan dan ujung saraf yang disebut sistem somatosensori. Sistem ini memberi tahu otak tentang panas, dingin, nyeri, dan sensasi lain yang dirasakan manusia. Reseptor sentuh mengirimkan sensasi dengan menyampaikan sinyal ke neuron terdekat, yang kemudian memberi sinyal ke neuron terdekat berikutnya hingga otak menerima sinyal tersebut. Otak kemudian menentukan respons terhadap sensasi tersebut. Seluruh proses ini memakan waktu kurang dari satu detik.
Audio dan grafik merangsang indra suara dan penglihatan kita untuk mengirimkan informasi. Demikian pula, haptics merangsang sistem somatosensori kita untuk menyampaikan informasi dan menyediakan konteks. Misalnya, saat pengguna menahan ikon aplikasi di keranjang aplikasi Apple iPhone, jari mereka mengalami sensasi bergetar. Motor haptic iPhone menghasilkan sensasi ini untuk mengomunikasikan bahwa aplikasi siap untuk dipindahkan, dihapus, atau dikategorikan.
Getaran, gaya, dan gerakan lain dari sistem haptik dibuat secara mekanis menggunakan metode yang berbeda. Metode yang paling umum adalah aktuator eccentric rotating mass (ERM). Perputaran ERM yang cepat menyebabkan ketidakstabilan gaya dari beban, yang menyebabkan pergerakan pada motor dan, selanjutnya, menghasilkan umpan balik haptic.
Linear resonant actuators (LRA) adalah metode lain untuk membuat umpan balik haptic. Dalam metode ini, magnet yang dihubungkan dengan pegas diikat oleh kumparan dan diamankan menggunakan lapisan luar. Kumparan diberi energi elektromagnetik untuk menggerakkan massa magnetik agar bergetar, menciptakan sensasi haptic. Selain LRA dan ERM, teknologi baru lainnya juga digunakan untuk memberikan umpan balik haptic dengan cara yang lebih mudah diakses dan lebih realistis. Pakar menggunakan Teknologi haptic untuk fungsi seperti mengajar, pelatihan, hiburan, dan operasi langsung secara jarak jauh.
Haptics datang dalam berbagai jenis yang diklasifikasikan berdasarkan penggunaan, umpan balik, dan modalitas. Mari kita pahami lebih dalam tentang jenis-jenis teknologi haptic.
Perangkat yang dapat digenggam seperti joystick adalah teknologi haptic standar yang menghasilkan respon kinestetik. Getaran taktis, gerakan, dan resistensi yang disebabkan oleh perangkat ini, memungkinkan pengguna untuk meningkatkan pengalaman dalam bermain game. Bahkan, dapat mengoperasikan robot secara lebih efektif dalam kondisi jarak jauh atau virtual.
Contoh menarik dari teknologi ini termasuk penjinakan bom dan eksplorasi ruang angkasa. Dalam kasus penggunaan terakhir, astronot menggunakan robot yang dikendalikan haptic untuk memperbaiki peralatan (seperti bagian pesawat ruang angkasa atau satelit) tanpa meninggalkan kapal atau bahkan bumi.
Teknologi haptic yang responsif terhadap sentuhan sangat umum dalam aplikasi sehari-hari. Contohnya adalah smartphone yang merespon ketukan, rotasi, dan gerakan pengguna. Perkembangan dalam teknologi haptic sentuhan akan segera memungkinkan replikasi gerakan dan tekstur objek (dikenal sebagai haptografi).
Misalnya, perusahaan dapat memanfaatkan tekstur yang dapat diprogram untuk memungkinkan pelanggan merasakan bahan pakaian seperti katun atau sutra sebelum membeli. Semuanya bisa dilakukan oleh pengguna dari kenyamanan rumah mereka.
Teknologi haptic yang dapat digunakan mensimulasi sensasi kontak dengan memanfaatkan rangsangan indra peraba, termasuk tekanan, getaran, dan bahkan suhu. Contoh penggunaan haptic yang dapat dikenakan adalah sarung tangan virtual reality (VR). Sarung tangan ini meniru sensasi dunia nyata dengan mengirim serta menerima respon dari pengguna yang mengendalikan avatar virtual atau robot jarak jauh.
Getaran adalah respon standar di sebagian besar teknologi haptic. Teknologi ini dapat ditemukan dalam berbagai perangkat yang dapat dikenakan seperti, ponsel, pengontrol, dan banyak jenis perangkat lainnya.
Namun, tidak semua perangkat getar dapat dikategorikan dalam haptic. Perbedaannya terletak pada kompleksitas pola getarannya. Perangkat getar biasa, biasanya memancarkan gelombang dalam intensitas yang terus menerus dan monoton selama durasi tertentu.
Mudahnya, sensasi yang disampaikan adalah getaran sederhana. Bayangkan smartphone, perangkat yang bergetar selama panggilan hanya menghasilkan getaran biasa. Sebaliknya, getaran dengan intensitas yang tepat di bagian tertentu perangkat selama sesi bermain game dapat mengindikasikan informasi tertentu, seperti tabrakan dalam game balapan.
Layar sentuh tidak memiliki respon taktis yang familiar dari tombol mekanis. Tombol simulasi memanfaatkan umpan balik audio dan haptic untuk mereplikasi sensasi bantalan pada tekanan mekanis di bawah jari pengguna.